Kamis, 07 Mei 2009

Waspadai Hot Money

Saat ini iklim investasi di Indonesia merupakan kondisi yang paling ramai dalam tingkat dunia. beberapa aktivitas aliran modal asing seringkali masuk ke Indonesia. Dan tercaatat pada laporan indeks harga saham gabungan mampu menembus level 1830 pada hari rabo kemarin. Banyak investor yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia sebab dikatakan memiliki kondisi ekonomi yang paling stabil pada tahun 2009 ini.

Satu hal yang patut menjadi perhatian dari para ekonom khususnya permerintah Indonesia adalah mewaspadai adanya profit taking secara besar-besaran investasi yang ditanamkan. Sebab hal ini jika tidak ditanggapi secara serius akan dapat berubah menjdai hal yang meredupkan perekonomian Indonesia.

Perbedaan antara suplai hutang adari luar negeri pada era orde baru dan era kabinet bersatu ini pada proses pemasukan modal asing kepada sektor riil di Indonesia. Jika pada era orde baru dana asing yang masuk melalui pinjaman langsung yang harus dilunasi yang memiliki periode pelunasan pada tahun tertentu. Sementara saat kondisi modal yang masuk mayoritas diperoleh dari investasi saham yang periode pengambilannya dapat kapan saja, khususnya jika pasar mengalami untung. Sedangkan untuk transaksi obligasi hampir mirip dengan kondisi hutang pada era orde baru saja sudah merupakan sebuah transaksi yang melibatkan pelaku pasar modal yang di antaranya terdiri atas Bursa efek, Bapepam-LK, Emiten, Sekuritas, dan Investor.

Bahkan laporan prosentase jumlah obligasi yang sudah mencapai nilai 80 triliyun pada tahun 2009 ini mayoritas di-handle oleh investor asing. Hal ini akan menjadi boomerang bagi Indonesia ketika sudah memasuki periode jatuh empo sementara nilai kurs rupiah tidak mengalami peningkatan bahkan dapat semakin berbahaya jika dana pinjaman tersebut tidak secara efektif dimanfaatkan oleh sektor riik sehingga mendapatkan income yang cukup untuk melunasi hutang obligasi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar